SEJARAH SINGKAT

SEJARAH SINGKAT SMP TERBUKA 


SMP Terbuka di Indonesia telah dirintis penyelenggaraannya mulai tahun 1979/1980 di 5 lokasi, merupakan pendidikan alternatif yang dirancang khusus untuk melayani anak-anak usia 13 – 15 tahun yang kurang beruntung keadaan sosial ekonominya,  keadaan geografis atau menghadapi kendala waktu dan alat transportasi, sehingga mereka tidak mungkin bersekolah di SMP Reguler.
SMPN Terbuka 27 Bandung  mulai diresmikan tahun 1997, dalam perjalanannya hingga saat ini mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan baik bagi sekolah  induk (SMPN 27 Bandung) sebagai sekolah penyelenggaranya, bagi masyarakat sebagai pengguna layanan, maupun bagi Direktorat Pembinaan SMP sebagai pemilik program pada tingkat pusat.
Walaupun pada perjalanannya tidak terlepas dari berbagai kendala, hambatan dan tantangan, namun semua itu dapat diatasi dengan baik, terbukti dari pencapaian beberapa prestasi yang diraih, seperti: Juara 1 Lomojari Tkt Propinsi Tahun 2001 dan Semifinal Tkt Nasional , Juara 1 Lomojari Tkt Nasional Tahun 2005, Juara 2 Lomojari Tkt Nasional Tahun 2006, serta beberapa prestasi yang diukir pada tingkat kabupaten dan provinsi.
Dengan adanya program  tambahan (selain bidang akademik), seperti: keterampilan (tata busana, tata boga, dan seni budaya) serta ekstrakurikuler kesenian (marawis ); merubah pandangan umum masyarakat sekitar, bahwa SMP Terbuka 27 Bandung tidak lagi sebagai sekolah pilihan terakhir melainkan  justru dianggap sejajar dengan induknya.   Masyarakat mulai menyadari akan peran istimewa yang diemban oleh SMP Terbuka 27 Bandung bersama induknya, SMPN 27 Bandung.
Sebagai sekolah yang dijadikan SMP Terbuka Mandiri, sudah barang tentu memperoleh amanah dan tanggung jawab yang cukup besar dalam  meningkatkan  layanan pembelajaran pada seluruh Peserta Didik.  Sehingga dengan berbekal peralatan multimedia bantuan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen (sek: Ditjen Dikdas) Depdiknas(sek: Kemendikbud), SMPT bersama sekolah induk berupaya menyelenggarakan pembelajaran menggunakan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan baik.
Pada akhir bulan Desember 2014 sekolah mendapat undangan Rakor SMPT Berbasis TIK dari Direktorat Pembinaan SMP, pihak sekolah merasa mendapat angin segar untuk melakukan evaluasi diri guna mengoptimalkan penyelenggaraan pembelajaran berbasis TIK.

Pada tahun 2015/2016, Direktorat Pembinaan SMP telah memilih SMPT 27 Bandung sebagai salah satu sekolah yang dirintis menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK menuju SMPT Jarak Jauh. Upaya perbaikan sarana dan prasarana TIK yang dimiliki telah dilakukan walaupun belum secara optimal sehingga sebagian peralatan dapat hidup dan digunakan kembali, namun sebagian tidak dapat digunakan lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar